5 Fakta Tentang Sento, Pemandian Jepang Yang Kian Eksis di Era Modern
RajaTravel99 - Melepaskan penat dan berendam di pemandian air panas merupakan hal yang menarik untuk dinikmati di Jepang, onsen dan sento memiliki sejarah tersendiri dari zaman kuno dan masih digunakan hingga saat ini.
Masyarakat Jepang sering kali berendam di sento atau onsen untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk bersantai, hari libur merupakan waktu yang pas untuk meramaikan pemadian air panas ini dan sering dikunjungi para wisatawan.
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Berikut lima fakta sejarah sento, yang menjadi pemandian air panas di Jepang, dilansir Go Tokyo dan Wattention. Pemandian yang telah populer sejak zaman kuno hingga modern.
1. Digunakan untuk ritual pembersihan diri
Merilekskan badan sejenak dari rutinitas yang padat di sento menjadi hal lumrah di Jepang sejak zaman dulu, gotokyo juga melansir bahwa popularitas sento menjadi banyak digemari masyarakat Jepang setelah perang dunia kedua dan banyak rumah yang tidak memiliki fasilitas pemandian.
Sento berbeda dengan onsen karena pada umumnya banyak masyarakat Jepang mengunjungi sento sebagai budaya untuk menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat atau karena minimnya fasilitas mandi di rumahnya.
2. Menjadi kebudayaan yang populer
Zaman Edo Jepang waktu itu masyarakat miskin pun dapat mengunjungi sento dan menyisihkan sedikit uang setidaknya sekali dalam sehari, dikutip dari laman wattention kebersihan merupakan nilai besar bagi masyarakat Jepang waktu itu karena beberapa pengunjung puritan dalam budaya sento ialah tidak ada pemisahan gender kamar mandi waktu itu.
Beberapa pemilik sento zaman dahulu memberlakukan jam mandi yang dibedakan untuk pria dan wanita, sekat dan papan sederhana menjadi pemisah antara tempat pemandian. SahabatQQ
Keshogunan Tokugawa pun mencoba untuk mengatur pemandian sento karena sering kali pelanggan sento ini memiliki interaksi yang erat dan menjadi persaudaraan yang dianggap tidak normal pada pemerintahan Edo Bakufu.
3. Mengalami perubahan drastis
Sento yang telah mengalami beberapa perubahan dalam setiap periode memiliki banyak sekali perbedaan yang spesifik, jika sento zaman Edo lebih kecil, gelap dan beruap maka sento sekarang memiliki transisi dari zaman Edo ke Eiji sehingga sento kehilangan common space di lantai dua dengan gender terpisah hingga saat ini.
Dilansir dari laman wattention jika beberapa sento memiliki rotenburo yaitu pemandian udara yang terbuka di taman dan dapat diasosiasikan oleh banyak orang dengan pemandian onsen modern.
4. Perkembangan sento yang pesat
Perkembangan pesat sento zaman kuno dan moden menjadi kebudayaan Jepang yang unik, karena Tokyo sento lebih luas dan besar sehingga memiliki dinding langit dan jendela untuk mengeluarkan uap panas.
Wattetion melansir jika tipe pemandian sento pun beragam dengan berbagai jenis tawaran air panas mulai dari electricity baths, bubble bath hingga silky water bath yang masing-masing memiliki perbedaan untuk pemandian sento tertentu.
5. Menjadi rutinitas yang unik dan bermanfaat
Perkembangan teknologi di era modern menjadikan sento lebih mudah dibersihkan dengan beberapa sistem baru untuk menghangatkan air, shower juga mulai dipasang sedemikian rupa agar memudahkan masyarakat Jepang lebih rileks saat membersikan badan.
Periode Showa berlangsung pancuran di pemandian Jepang mulai dipasang di rumah pribadi dan sejumlah tempat lainnya, tahun 1960-an di Tokyo terdapat ribuan sento namun popularitas semakin menurun selama bertahun - tahun karena lebih masyarakat Jepang telah nyaman dengan pemandian pribadi yang luas di rumah. Agen Domino99
Mengutip laman wattention jika di era modern hanya ada sekitar 600 hingga 700 sento yang bertahan, mereka masih menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar pemandian air hangat dan pembersihan tubuh.
Kedekatan penduduk Jepang menjadi erat karena perbincangan sepele yang berawal dari sento, meski kini jarang digunakan namun budaya sento ini tetap harus dilestarikan sampai kapan pun. Karena suatu saat setiap orang akan mengutamakan budaya leluhur yang telah turun temurun terjaga hingga saat ini.
Post a Comment